Translate

Senin, 29 September 2014

Gue Cinta Loe Mario Part 2

Gue Cinta Loe Mrio
Part 2

Selamat Malam :)
Ini part 2 nya, semoga makin suka. maklum kalau misalnya ceritanya membingungkan atau mungkin banyak Typonya karena yang nulis hanyalah manusia biasa :). sekali lagi mungkin udah ada yang baca sebelumnya di Grup, Facebokk atau pun FBFC. karena memang sebelumnya gue udah post di sana :)
ok Guyss. langsung aja. commentnya di tunggu ya :)
setidaknya buat hadiah buat Author :)

Tittle : Gue Cinta Loe Mario
Author : Siska Friestiani @siskahaling
Genre : Romance



“Buk pop ice melon satu” ucap dua orang secara bersamaan

 “LOEE!!!!!” ucap mereka secara bersamaan lagi

“Eh loe cowok resek bisa nggak sih loe nggak ganggu gue? Empet tau nggak hidup gue ketemu loe lagi” ucap salah satu diantara mereka, yah sudah pasti Sivia

“Eh, loe cewek nyolot yang waktu di toko buku kan? terus loe ngapain disini? Ngikutin gue? Mata-matain gue? Gue tau gue keren, ganteng, tapi nggak usah loe ngikutin gue juga kan?” ucap seseorang yang di sebut resek tadi oleh Sivia. Sekali lagi setelah pertemuan mereka yang kedua ini Sivia membelalakkan matanya.

‘OMG, ini orang sarap, apa otaknya geser sih? Gue ngikutin dia? Gue rasa otaknya bener-bener geser nih orang’ batin Sivia

“Dan loe cowok sok kecakepan padahal mata loe Cuma segaris, nyadar woy, yang ada loe kali ngikutin gue, loe anak baru di XI IPA 1 kan? Anak baru aja udah belagu loe” emosi Sivia kali ini udah bener-bener sampai di ubun-ubun. Sedangkan Alvin –cowok tadi- hanya bisa mengerutkan keningnya bingung. Dari mana cewek yang di depannya ini bisa tau jika dia anak baru dan bahkan kelasnya pun dia mengetahuinya

“Tau dari mana loe” tanya Alvin yang masih bingung. Sivia melengos

“Yayaya. Gue maklum kalau loe nggak nyadar kita satu kelas, karena mata loe memang Cuma segaris. Satu pesan gue, sebaiknya rasa PD loe stadiumnya loe turunin, karena sumpah demi apa itu memalukan” ucap Sivia sambil tersenyum meremehkan, membuat Alvin yang sekarang merasa kesal

“Loe......”

“Mbak, mas, ini pop ice nya” ucap seseorang yang memotong pembicaraan Alvin.

“Iya bude, makasih” ucap Sivia langsung mengambil pesanannya dan sebelum melangkah pergi, Sivia tersenyum puas seakan berhasil membuat cowok menyebalkan itu itu kesal karenanya. Sedangkan Alvin wajahnya sudah merah padam antara malu, marah, dan apa lah sejenisnya.

“Dasar cewek gila, tunggu aja pembalasan gue” ucap Alvin benar-benar kesal sekarang.
@@@@@

Dukkk... dukkk... dukkk... Ify tengah mendrible bola basketnya dengan asal, tidak seperti biasanya Ify seperti ini, permainannya sungguh tidak seperti biasa, fikirannya melayang memikirkan kejadian beberapa tahun yang lalu.

“Iellllll, kamu curang, kalo gini aku nggak bakalan bisa menang dari kamu” ucap gadis berumur 12 tahun dengan nada kesalnya, namun bukannya takut, orang tadi malah terkekeh lucu, sepertinya marah sang gadis itu sebuah lelucon baginya

“Hahahaha, lagian kamu nggak ada usahanya Ify sayang,  jadi gimana mau menang” ucap lelaki yang di panggil Iel tadi sambil mengelus puncak kepala gadis yang ternyata bernama Ify.

“Huh, aku udah berusaha tau, kamu aja yang main basketnya terlalu jago .” Ucap Ify membela diri, lagi-lagi membuat cowok yang bernama lengkap Gabriel Alvando yang biasa di sapa Iel itu terkekeh.

“Kita buat games saja bagaimana, kalau kamu menang aku akan turutin semua keinginan kamu, dan kalau aku yang menang, well kamu harus ikutin semua kamauan aku, bagaimana?” tawar Gabriel

“Nggak mau, ujung-ujungnya aku juga yang kalah” tolak Ify

“Mau aku ajarin biar bisa menang” tawar Iel lagi dan langsung dapat anggukan antusias dari Ify

“Ada syaratnya” ucap Gabriel dengan senyum yang selalu membuat siapa saja luluh.

“Apaan? Jangan aneh-aneh deh, kalau nggak ikhlas bagus nggak usah sekalian” ucap Ify jutek, selalu saja orang ini membuatnya kesal, tapi kalau boleh jujur ini lah yang selalu dirindukannya dari sosok ini.

“Iya deh iya aku ikhlas buat ngajarin kamu” ucap Gabriel dan langsung meraih Ify kepelukannya.

“Hay” suara itu langsung membuat Ify tersadar dari lamunan panjangnya, seketika ia menoleh dan mendapati seseorang sudah berdiri di sampingnya.

“Kenalin gue Rio” ucap orang itu lagi dan mengulurkan tangannya tanpa memperdulikan tatapan bingung dari Ify. Ify melengos dia paling tidak suka ada orang yang sok akrab dan sok ramah dihadapannya.

“Penting?” tanya Ify cuek sambil melanjutkan mendrible bola orens yang lebih menarik menurutnya. Sedangkan Rio hanya tersenyum dengan sikap Ify yang dari awal mereka jumpa di toko buku sampai sekarang masih saja cuek dan dingin, tapi entah kenapa Rio suka itu.

“Loe bisa basket?” tanya Rio sapertinya tidak menyerah menghadapi cewek yang bisa dibilang sudah menarik hatinya sejak awal mereka bertemu.

“Menurut loe?” bukannya menjawab Ify malah balik bertanya ke Rio

“Gue punya tawaran” ucap Rio tiba-tiba dan membuat kerutan di dahi Ify.

“Kita buat games, kalau loe menang gue akan turutin semua kemauan loe, tapi kalau gue yang menang loe harus dengan suka rela memberitahukan nama loe ke gue”

DEGH

Seakan tiba-tiba Ify mengalami de javu saat Rio mengatakan itu lebih tepatnya menantangnya.

“Iel” gumam Ify pelan bahkan sangat pelan mungkin hanya dirinya yang mendengar


“Bagaimana?” tanya Rio lagi karena melihat respon Ify dari tadi hanya diam

“Ok” jawab Ify begitu saja menerima tantangan Rio. Heyy, bagaimana mungkin dia bisa semudah itu menerima tantangan dari cowok menyebalkan ini? Tapi apa salahnya jika dia menerima tantangan ini? Bukannya lebih baik? Karene jika dirinya menang ia akan meminta untuk Rio tidak mengganggunya lagi. sadangkan Rio sendiri bukannya tidak mengetahui nama gadis manis yang telah memikat hatinya ini, bahkan Rio sangat tau namanya, tapi Rio hanya ingin  berkenalan langsung dengan Ify, walaupun harus bertanding basket hanya untuk berkenalan langsung dengan Ify.

Duel antara Rio dan Ify berlangsung sengit, keduanya benar-benar lihai merebut dan memasukkan bola orens itu ke dalam ring, skor Rio dan Ify 19-18 benar-benar sangat tipis. Saat ini Rio yang mengusai bola hanya butuh 2 angka lagi Rio memenangkan pertandingan ini dan itu artinya ia dapat secara langsung berkenalan dengan Ify. Tanpa menunggu lama Rio langsung menshoot bola ke ring.

“Yesssss,” girang Rio saat bola itu berhasil masuk ke dalam ring dengan sempurna. Rio memandang ke arah Ify dan langsung menghampiri Ify yang sudah duduk di tepi lapangan sambil mengelap keringat yang berekresi lebih banyak dari biasanya.

“Permainan loe bagus juga, gue sampai kualahan ngadepin loe” jujur Rio sambil mengambil posisi duduk di sebelah Ify, tapi seperti biasa Ify tidak mengubrisnya sama sekali. Hening..... terjadi keheningan beberapa saat. Hingga akhirnya suara Rio memecah keheningan.

“So, sesuai perjanjian loe harus dengan suka rela memberitahu nama loe ke gue” ucap Rio menagih janjinya. Ify melengos untuk yang beberapa kali, cowok yang sedang bersamanya ini benar-benar menyebalkan, mengapa ia tidak bertanya saja ke yang lain siapa nama dirinya sebenarnya? cowok aneh.

“Alika Saufika Naraya, Ify” ucap Ify masih dengan nada dingin lalu beranjak maninggalkan Rio yang masih duduk di sana.

‘Gue tau loe baik Fy, tapi keadaan yang buat loe seperti ini, gue akan dapetin loe Fy, gue janji itu’ batin Rio dan beranjak juga menyusul Ify tak lupa senyum manis tercetak di bibirnya mengingat beberapa menit yang lalu dirinya bersama Ify.


@@@@@

    Hari ini hari minggu dimana sebagian besar pelajar sekolah menggunakan kesempatan ini untuk bermalas-malasan. Tapi tidak dengan Ify, minggu ini dirinya memilih menghabiskan waktunya di tempat favoritnya, taman di kompleks perumahan yang bisa di bilang lumayan jauh dari rumahnya.

    Ify menghirup udara sebanyak-banyaknya, seakan paru-parunya selama ini terasa sesak tidak terisi udara, lalu detik berikutnya Ify mengamati suasana di sekitar taman, sepi, hanya segelintir orang, itu pun hanya lewat tidak untuk duduk atau singgah sejenak di taman ini. Ify melangkahkan kakinya di bangku taman di pinggir kolam kecil dan terdapat pohon yang lumayan rindang yang menambah kesan sejuk dan nyaman. Ini lah hobby baru Ify beberapa tahun ini, menyendiri, menutup semua rasa sakitnya tanpa harus diketahui oleh orang lain.

“Gue kangan loe Yel, apa loe sama sekali nggak kangen gue? Gue harap tuhan cabut nyawa gue sakarang, biar gue bisa ketemu loe” lirih Ify sambil menatap kosong ikan-ikan yang berenang di dalam kolam seakan tanpa beban.

“Ify.....”

@@@@@

     Rio tengah menikmati sarapannya pagi ini, seperti biasa ditemani oleh Tante Manda dan Om Zeth orang tua Rio.

“Yo” panggil Om Zeth ke anak semata wayangnya ini

“Iya pa” jawab Rio di sela-sela makannya

“Bagaimana sekolah baru kamu?” tanya Om Zeth

“Baik-baik aja kok pa, lagian temen-temennya juga ramah-ramah” jawab Rio lagi, Om Zeth dan Tante Manda hanya tersenyum senang karena Rio mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya

“Mama tebak pasti banyak yang deketin kamu sama Alvin kan sama seperti sekolah-sekolah kamu sebelumnya” goda Tante Manda. Yang mana anaknya selalu jadi rebutan di sekolah

“Ihhh... mama apaan sih, Sudah ah Rio mau pergi dulu” ucap Rio dan beranjak meninggalkan meja makan.


    Rio melajukan cagiva merahnya dengan kecepatan sedang, sebenarnya Rio sendiri juga bingung ingin pergi kemana untuk mengisi hari libur minggu ini. Akhirnya Rio memutuskan untuk ke taman komplek perumahan. Rio memakirkan motornya setelah dirinya sampai di taman, lalu melangkahkan kakinya untuk menelusuri dan mencari tempat untuk beristirahat sejenak. Seketika matanya menangkap sosok gadis yang tengah duduk sendiri di kursi di pinggir kolam, karena penasaran Rio pun memutuskan untuk menghampirinya.

“Ify” ucap Rio setelah lebih dekat dan yakin bahwa gadis itu adalah Ify. Ify, gadis yang di panggil itu pun menoleh kebelakang dan mendapati Rio orang yang beberapa hari ini selalu mengganggu hari-harinya. Dengan santai Rio langsung  mengambil duduk di samping Ify, sadangkan Ify mengutuk Rio

‘Ngapain coba ni orang selalu ganggu gue’ batin Ify kesal

“Hay” sapa Rio mengawali pembicaraan dengan Ify, Ify menoleh dan mendapati Rio tersenyum. Sadangkan Rio dalam hati sudah merasa senang Ify menoleh saat dirinya menyapa, walaupun Ify tidak mengeluarkan suaranya sedikit pun tapi setidaknya Ify sudah mulai meresponnya.

“Sendiri?” tanya Rio lagi. Lagi-lagi Ify kesal di buatnya, apakah laki-laki di sampingnya ini bego?, apakah dia tidak bisa melihat bahwa dirinya dari tadi di sini sendiri tanpa ada orang lain lagi?

“Loe punya matakan? Setidaknya tanpa loe perlu bertanya loe sudah tau kalau gue dari tadi di sini sendiri” ucap Ify skiptis. Lagi-lagi Rio tersenyum mendapati sifat Ify seperti ini kepadanya, Ify benar-benar jauh berbeda dengan gadis-gadis lainnya, yang terpesona dan selalu mencari perhatiannya, sedangkan Ify? Gadis ini benar-benar sedikit pun tidak tertarik padanya bahkan seakan merasa terganggu jika dirinya berusaha mengajaknya berbicara.

“Well. sorry kalo gue salah bertanya” ucap Rio. Ify yang udah ngeh dengan Rio pun beranjak dari sana.

“Awwww” Rintih Ify saat tangannya tergores paku di bangku taman ketika hendak beranjak tadi. Rio yang mendengar suara rintihan Ify pun panik seketika

“Fy loe kenapa?” panik Rio dan menarik Ify untuk menghadap kedirinya,

“Ya ampun Fy tangan loe berdarah,” ucap Rio tambah panik ketika melihat tangan lebih tepatnya di pergelangan tangan Ify mengeluarkan darah.

“Ck, loe jadi cewek ceroboh amat sih” omel Rio lagi sambil mengeluarkan saputanganya di saku jaket dan di gunakan untuk menutup luka Ify agar darahnya berhenti keluar. Sedangkan Ify dari tadi menatap Rio yang tengah mengkhawatirkannya. Kalau boleh jujur ada sedikit rasa nyaman saat Rio memperlakukannya seperti ini, tapi kenapa? bukannya Rio yang membuatnya kesal selama ini? tapi kenapa saat Rio mengkhawatirkannya seperti ini terbesit rasa senang dan nyaman? Kenapa? ada apa sebenarnya?.

“Fy” Sontak Ify tersadar dari lamunannya saat sebuah sebuah suara mengejutkannya

“Loe nggak papa?” tanya suara itu lagi yang berasal dari Rio

“Nggak, thanks” jawab Ify dengan nada jutek sebenarnya juga untuk menutupi sedikit rasa saltingnya, entah kenapa Ify merasa salting sendiri saat ini.

“Iya sama-sama” jawab Rio. Rio tersenyum saat kata terima kasih terucap dari bibir mungil Ify walau nadanya terdengar jutek, tapi itu artinya Ify sudah mulai mau setidaknya berteman dengannya untuk saat ini.

@@@@@

    Sivia melangkahkan kakinya ke arah taman komplek perumahan, dirinya ingin menemui Ify, karena pada saat Sivia ke rumah Ify, Tante Lyssa bilang bahwa Ify sudah pergi keluar dari tadi pagi, Sivia yang sudah tau Ify pergi kemana jika hari libur seperti ini pun langsung menuju kesana. Karena terlalu terburu-buru Sivia tidak menyadari sebuah motor mengarah ke arahnya.

“Tinnnnnnnnn.....tiinnnnnnnnn” terdengar suara klakson entah kenapa seketika kaki Sivia seakan beku, terlalu sulit untuk kakinya melangkah menghindar. Sivia hanya menunduk dan menutup matanya rapat-rapat berharap setelah ini nyawanya akan selamat. Hening, Sivia semakin takut, apakah sekarang dirinya sudah berada di surga? Itu artinya dirinya tidak akan bertemu mama, papa dan Ify lagi, hingga akhirnya terdengar suara seseorang.

“Loe nggak papa kan?” tanya orang itu, sedangkan Sivia yang mendengar suara tersebut mencoba membuka matanya dan menatap orang tersebut.

“Loe.” kaget Sivia saat melihat orang itu adalah Alvin, Alvin pun sama kegetnya saat mengetahui orang itu adalah Sivia

“Heh, loe bisa bawa motor nggak sih? Loe mau bunuh gue?” semprot Sivia sebelum Alvin sempat membuka suaranya.

“Hello, loe juga salah kali nyebrang nggak lihat-lihat jalan, kenapa loe jadi nyalahin gue?” balas Alvin tak terima disalahkan Sivia

“Ishhhh, loe cowok apa bukan sih? Nggak pernah ngalah sama cewek, mana nggak pernah ngaku sama kesalahan loe lagi,” sinis Sivia emosi, sambil melangkah pergi ketujuan awalnya taman. Sedangkan Alvin, entah kenapa ada sedikit rasa bersalah kepada Sivia

“Sivia” panggil Alvin mencoba menahan Sivia pergi

“Apaan lagi sih?” kesal Sivia, cowok ini benar-benar selalu membuat dirinya darah tinggi

“Loe mau kemana?” tanya Alvin lagi tanpa memperdulikan raut wajah kesal Sivia. Hey!! Apa-apaan ini? Sejak kapan cowok nyebelin ini peduli dengannya, dia mau pergi kemana saja bukan urusan cowok nyebelin ini kan?

“Apa peduli loe?” tanya Sivia balik

“Gue serius” ucap Alvin masih mencoba bersabar menghadapi gadis yang menurutnya sangat bawel ini

“Taman” ucap Sivia singkat dan langsung ingin beranjak pergi

“Gue antar” ucapan Alvin barusan membuat Sivia langsung menghentikan langkahnya, Alvin yang melihat Sivia berhenti langsung menghampiri Sivia

“Ayo” ajak Alvin tanpa menunggu jawaban dari mulut Sivia. Sivia yang masih blank hanya bisa mengikuti Alvin yang sedang menarik tangannya saat ini

@@@@@

Hanya terjadi keheningan yang saat ini menyelimuti Ify dan Rio. Ify berusaha bersikap cuek dan dingin seperti biasanya sambil kembali menatap ikan-ikan di dalam kolam, sedangkan Rio sendiri bingung apa yang akan dibicarakan lagi bersama Ify mengingat bagaimana sifat Ify yang tidak suka ditanya-tanya membuat Rio kehabisan kata-kata saat ini. Baru Ify yang membuat Rio menjadi begini, ya baru Ify. biasa dirinya yang selalu di kejar-kejar, dan sekarang dirinya lah yang harus mengejar, Rio merasa menemukan hidupnya saat ia merasakan bagaimana perjuangan mengejar bukan dikejar.

“IFYYYYYY” teriak seseorang yang langsung membuat Ify dan Rio menoleh ke sumber suara, ternyata suara Sivia, tapi tunggu dirinya tidak sendiri melainkan dengan seseorang, Rio yang sepertinya mengenali orang itu pun memicingkan matanya untuk meyakinkan bahwa orang itu..... Alvin yah tidak salah lagi kalau itu Alvin, tapi apakah Rio tidak salah lihat saat Alvin datang bersama Sivia, gadis yang selalu diceritakan Alvin ke Rio bahwa merupakan gadis yang sangat menyebalkan setidaknya bagi Alvin bukan bagi Rio.

“Loe kesini kenapa nggak ngajakin gue?, padahal pagi ini gue mau ngajak loe belanja. ishhhh loe bener-bener nyebelin Fy, loe lupain gue sebagai sahabat loe, ” cerocos Sivia kemana-mana, Ify yang sepertinya sudah biasa dengan sifat Sivia hanya cuek tak memperdulikannya, namun Alvin? sepertinya Alvin sedikit cengo mendengar cerocosan Sivia, tidak salah jika dia memanggilnya gadis bawel selama ini, karena mamang kenyataannya demikian, sedangkan Rio hanya memperhatikan Ify yang dari tadi cuek seakan tak memperdulikan sahabatnya sudah ngomel-ngomel nggak jelas, ternyata Ify seperti ini kesemua orang, tapi mengingat kejadian-kejadian selama ini yang ia alami bersama Ify setidaknya ia bisa tersenyum bahagia.

@@@@@

Seperti biasa malam Ify sedang duduk di balkon kamarnya untuk menghabiskan malam hari ini, seulas senyum tipis tanpa sadar tercetak di bibirnya, manakala ingatannya kembali ke kejadian tadi siang saat di taman.

Flash Back On

    Sivia tengah beradu argument bersama Alvin, entah sejak kapan adu mulut itu terjadi, tidak ada yang mau mengalah di antara mereka. Ify yang memang dasarnya cuek tidak mempermasalahkan adu mulut antara sahabatnya Sivia dan Alvin tersebut.

“Fy” panggil Rio yang merasa bosan dengan situasi seperti ini

“Hmm” dehem Ify sebagai jawaban

“Ikut gue yuk” ajak Rio

“Males” jawab Ify singkat

“Fy please ikut gue, loe nggak bakalan nyesel deh, dari pada loe disini Cuma dengerin tu cecunguk adu bacot” tawar Rio lagi. Ify tidak menjawab tapi tiba-tiba Ify bangun dari kursinya.

“Loe mau kemana?” tanya Rio heran saat Ify tidak menjawab ajakannya malah berdiri dari posisi duduknya

“Aishhhh” desis Ify merasa cowok di hadapannya ini benar-benar bodoh

“Loe tadi yang ngajakin gue kan?” tanya Ify dengan nada malas

“Ha... eh... ia... ayo” jawab Rio dan langsung mengandeng tangan Ify menuju motor cagivanya.

   
    Hanya butuh waktu sepuluh menit mereka telah sampai di tempat yang di maksud oleh Rio, ternyata Rio membawa Ify ke danau, kesan pertama Ify saat melihat tempat ini adalah indah. Darimana Rio mengetahui tempat seindah ini? Bukankah yang Ify tau Rio pindahan dari singapure? Secepat itukah Rio dapat mengetahui ada danau seindah ini, dirinya saja tidak mengetahuinya.

    Lagi-lagi Rio menggandeng tangan Ify, dan sama, respon Ify masih saja Diam, tidak sedikit pun menolak, ada apa ini? Ada apa dengan dirinya? Bukankah seharusnya Ify menolak genggaman tangan Rio saat ini?

“Fy” panggil Rio memecah keheningan, namun Ify hanya menoleh

“Gimana loe suka tempat ini?” tanya Rio lagi, saat ini mereka duduk di sebuah kursi panjang di tepi danau yang sepertinya memang disediakan kursi disana.

“Ya” jawab Ify singkat, detik berikutnya Ify berdiri merentangkan tangannya, lalu memejamkan matanya dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Sedangkan rambutnya berantakan di terpa angin. Rio tersenyum melihat tingkah Ify saat ini, entah kenapa Rio selalu ingin selalu berada di masa-masa seperti ini bersama Ify, menikmati pemandangan wajah Ify dari dekat.

“Makasih Mario” ucap Ify dengan nada yang benar-benar tulus tidak dengan nada jutek dan dingin seperti biasanya. Dan itu membuat Rio sedikit kaget dengan ucapan Ify barusan, untuk pertama kalinya Ify menyebut namanya dan mengucapkan terima kasih dengan tulus seperti tadi.

“Sama-sama Fy” jawab Rio sambil tersenyum

Flash Back Off


Ify mendesah pelan, bagaimana kejadian tadi bisa terjadi?, bagaimana bisa ucapan terima kasih terucap dua kali dari mulutnya? Bahkan dua-duanya untuk orang yang sama, ada apa sebenarnya dengan dirinya? Rio. Ya orang itu yang telah membuatnya seperti ini, setelah beberapa tahun dirinya tidak merasakan ini semua dan sekarang Rio datang dan memberikan rasa itu lagi ke dirinya. Seperti dulu saat ia bersama Gabriel. Tunggu, apa Gabriel? Aishhhh... dan sekarang Rio telah berhasil membuat dirinya melupakan, ahhh, tidak bukan melupakan tapi mungkin lebih tepatnya menepis Gabriel seharian ini dalam pikiranya. Siapa Rio sebenarnya? Kenapa pria itu dengan mudahnya masuk dan sekarang menggangu pikirannya?

“Arghhh” erang Ify saat semua pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiranya satu pun tidak dia menemukan jawabannya.

“Lebih baik gue tidur” serah Ify yang sudah cukup lelah.

>>>To Be Continue>>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar kalian sangat berarti untuk saya :)